Minggu, 27 November 2011
achendresthy03virgo: Kemunduran Mutu Ikan Segar
achendresthy03virgo: Kemunduran Mutu Ikan Segar: Rumusan masalah : Menjelaskan penurunan mutu ikan dan faktor penyebab perubahan-perubahan yang terjadi. ...
Jumat, 11 November 2011
Perbedaan Jurnal dan Skripsi
Perbedaan Jurnal dan Skripsi
Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk
mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa
paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/
fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang
berlaku.
Jurnal
adalah terbitan berkala yang berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat
diminati orang saat diterbitkan.
Jurnal itu catatan penelitian. Skripsi itu satu
paket laporan penelitian untuk pendidikan strata satu.
Dari segi bentuk, skripsi merupakan analisa
jurnal (hanya saja kurang terlihat karena tingkat analisanya masih rendah).
Jurnal
merupakan hasil penelitian yang hanya diambil bagian-bagian pentingnya saja.
Sedangkan skripsi keseluruhan dari hasil penelitian dicantumkan didalam
skripsi.
Jurnal
penelitiannya bisa dilakukan lebih dari satu orang, sedangkan skripsi hanya
untuk satu orang.
Skripsi
penulisannya terbagi dalam beberapa bab, sedangkan jurnal penulisannya tidak
memakai bab-bab.
Pada
jurnal tinjauan pustaka tidak dimuat dalam bab tersendiri, dan latar
belakangnya hanya yang terpenting yang dimuat.
Skripsi
jelas latar belakangnya, tinjauan pustakanya.
Selasa, 01 November 2011
Judul Penelitian
MASALAH:
Penanganan dan Pengolahan Hasil
Perikanan
JUDUL PENELITIAN :
1.
Pengaruh Suhu Air Pencuci Terhadap Perubahan
Mutu Surimi Ikan Tengiri (Scomberomorus
sp.) Selama Pencucian.
Tujuan :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh suhu air pencuci
terhadap perubahan mutu surimi ikan tengiri selama proses pencucian
Manfaat :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kalau diaplikasikan
dalam rangka optimalisasi penanganan hasil tangkap (ikan) di Indonesia ditinjau
dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
2.
Penerapan Alat Pengering Surya Tipe
Rumah Plastik Untuk Pengeringan Beberapa Jenis Rumput Laut.
Tujuan :
Mempelajari penggunaan alat pengering surya tipe rumah plastik untuk
pengeringan beberapa jenis rumput laut
Manfaat :
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi
bagi pengolah rumput laut kering untuk meningkatkan teknologi pengeringan
rumput laut kering dengan menggunakan alat pengering surya tipe rumah plastik.
3.
Pengaruh Konsentrasi Garam Pada
Pemindangan Ikan Kembung (Scomber sp.)
Tujuan :
Mempelajari secara rinci pengaruh konsentrasi garam pada pemindangan ikan
kembung (Scomber sp.)
Manfaat :
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para
pengolah ikan pindang dalam penggunaan konsentrasi garam yang sesuai.
MASALAH:
Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Dalam
Pengembangan Produk Perikanan
JUDUL
PENELITIAN
4.
Pengaruh Konsentrasi Gula Dalam Pembuatan
Manisan Rumput Laut.
Tujuan:
Untuk
melihat pengaruh konsentrasi gula terhadap mutu manisan rumput laut
Manfaat:
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada produsen dan
konsumen tentang penggunaan konsentrasi gula yang baik dalam pembuatan manisan
rumput laut..
5.
Pemanfaatan Ikan Rucah Dalam Pembuatan Bakso
Ikan
Tujuan:
Mempelajari
proses pembuatan bakso dengan memanfaatkan ikan rucah.
Manfaat:
Pendinginan Ikan Dengan Es
PENDAHULUAN
Pendinginan ikan merupakan salah
satu proses yang umum digunakan untuk mengatasi masalah pembusukan ikan, baik
selama penangkapan, pengangkutan, maupun penyimpanan sementara sebelum diolah
menjadi produk lain.
Proses pengawetan ikan dengan cara
pendinginan dapat mempertahankan masa kesegaran ikan selama 12-18 hari,
tergantung jenis ikan, cara penanganan, tingkat kesegaran ikan yang akan
didinginkan dan suhu yang digunakan.
Keuntungan yang dapat diperoleh
dari proses pedinginan ikan adalah bahwa sifat asli ikan relatif tidak
mengalami perubahan tekstur, rasa, dan bau.
Pendinginan ikan dapat dilakukan
dengan teknik seperti dibawah ini atau dengan pengombinasian:
1. Pendinginan
dengan es
2. Pendinginan
dengan es kering
3. Pendinginan
dengan udara dingin
Proses pendinginan hanya mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas mikroorganisme.
RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan dasar-dasar
pendinginan ikan dengan es, peralatan penanganan dan penyimpanan ikan dengan
es, serta menjelaskan pendinginan ikan pada sub zero !
PEMBAHASAN
CARA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES
Petani
ikan dan nelayan pada umumnya melakukan proses pendinginan ikan dengan
menggunakan es batu karena alasan kemudahan. Cara penanganan ikan dengan es
sangat beragam tergantung tempat, jenis ikan, dan tujuan pendinginan. Faktor
yang penting dalam proses pendinginan ikan adalah kecepatan. Semua pekerjaan
haeus dilakukan secara cepat agar suhu ikan cepat turun. Es yang digunakan
harus berukuran kecil, makin kecil ukuran es maka makin banyak permukaan yang
bersinggungan dengan es sehingga proses pendiginan akan berlangsung lebih
cepat.
Cara ideal mencampur ikan dengan
es yaitu membuat lapisan es pada dasar, kemudian diatasnya selapis ikan,
dilanjutkan dengan lapisan es lagi, demikian seterusnya.
Fungsi es dalam hal ini :
a. Menurunkan
suhu daging sampai mendekati 0˚C
b. Mempertahankan
suhu ikan tetap dingin
c. Menyediakan
air es untuk mencuci lendir, sisa-sisa darah, dan bakteri dari permukaan badan
ikan
d. Mempertahankan
keadaan berudara (aerobik) pada ikan, selama disimpan dalam palka
Ada dua cara pendinginan ikan
dengan menggunakan es batu. Yaitu:
Tumpukan
Es batu yang telah disiapkan
segera ditebarkan ke dasar wadah penyimpanan ikan sehingga membentuk lapisan es
setebal 5 cm. Kemudian ikan yang telah dicampur es batu dimasukkan ke dalam
wadah tersebut. Pada lapisan ikan paling atas ditutupi dengan hancuran es batu
setebal 7 cm, lalu wadah ditutup agar tidak terjadi kontaminasi dengan udara
diluarnya. Es batu dan ikan ditumpuk sedemikian rupa sehingga semua ikan
tertutup es batu.
Berlapis
Es batu ditaburkan ke dasar wadah
penyimpanan ikan hingga membentuk lapisan es setebal 5 cm. Selanjutnya
diatasnya disusun ikan secara teratur degan bagian perur menghadap ke bawah
agar cairan es batu yang meleleh tidak tergenang di bagian perut ikan. Di atas
lapisan ikan tersebut ditaburkan es setebal 3-5 cm. Usahakan agar seluruh tubuh
ikan tertutup lapisan es tersebut. Penyusunan lapisan es dan ikan tersebut
dilanjutkan terus hingga mencapai permukaan wadah. Pada bagian paling atas
ditaburkan kembali lapisan es setebal 7 cm dan kemudian tutup wadah sebaik
mungkin agar tidak terjadi kontaminasi dengan lingkungan sekelilingnya.
CARA PENYUSUNAN IKAN
Penyusunan ikan dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai cara berikut.
Bulking
Bulking dilakukan dengan cara es
batu disusun selapis demi selapis dalam sebuah wadah. Bagian dasar dan bagian
tepi wadah harus diberi lapisan es batu setebal 5 cm untuk mencegah perambatan
panas dari udara di bagian luar. Tebal antara ikan dan lapisan es batu
sebaiknya sama dan usahaka agar setiap tubuh ikan tertutup lapisan es.
Bila jumlah ikan yang akan
didinginkan sangat banyak, untuk mempermudah penyusunan ikan, sebaiknya wadah
dilengkapi dengan sekat hidup (sekat yang dapat dibongkar pasang) terbuat dari
kayu.
Shelfing
Prinsip kerja ini sama dengan
bulking yang dilengkapi dengan sekat hidup. Jarak antarsekat sekitar 20 cm dan
setiap sekat hanya menampung satu lapis ikan.
Penyusunan ikan ini dianggap
dapat menghabiskan waktu, tenaga, dan tempat sehingga biasanya hanya digunakan
untuk penyimpanan ikan berukuran besar. Namun demikian, dengan cara ini mutu
ikan tetap baik dan kehilangan berat karena tertekan dapat dikurangi.
Boxing
Boxing adalah proses penyusunan
ikan dengan menggunakan kotak (box) terbuat dari alumunium atau plastik.
Ikan yang disusun dalam kotak
harus terlebih dahulu dicampur dengan es batu, agar tingkat kesegarannya dapat
dipertahankan lebih lama.
Cara ini
dianggap lebih menguntungkan karena:
1.
Dengan cara ini tubuh ikan tidak akan mengalami
luka karena tekanan. Berat ikan tidak banyak berubah sebab tingkat
penyusutannya rendah.
2.
Tingkat kesegaran maupun kualitas ikan tidak
banyak mengalami perubahan
3.
Dengan cara ini penyusunan dan pembongkaran ikan
dari dalam kotak dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat.
Prosedur
pendinginan ikan
1.
Ikan yang akan didinginkan dipisahkan menurut
ukuran, jenis, dan tingkat kesegarannya.
2.
Ikan besar harus disiangi terlebih dahulu dan
dibuang isi perut maupun insangnya. Ikan kecil tidak perlu disaingi, cukup
dicuci hingga bersih.
3.
Sisik ikan dibersihkan dengan menggunakan sikat
kawat, dimulai dari ekor terus ke arah kepala.
4.
Ikan yang telah dibersihkan dan dibuang isi
perut maupun insangnya segera dicuci dengan air bersih agar lendir, darah
maupun kotoran yang masih menempel hilang.
Peralatan yang
biasa dipergunakan dalam penanganan dan penyimpanan ikan pada proses
pendinginan:
Alat:
Alat:
-
Wadah pendinginan ikan (coolbox)
-
Palka
Bahan:
-
Es batu
-
Air bersih
-
Ikan yang siap ditangani
PENDINGINAN
IKAN PADA SUHU SUB ZERO
Suhu sub zero
maksudnya adalah suhu dibawah 0°C. Berarti ikan sementara dalam proses
pembekuan.
Selama proses
pembekuan berlangsung, terjadi pemindahan panas dari tubuh ikan yang bersuhu
lebih tinggi ke refrigerant yang bersuhu rendah. Dengan demikian kandungan air
di dalam tubuh ikan akan berubah bentuk menjadi kristal es.
Secara
singkat, proses pembekuan cairan dalam tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3 fase,
yaitu:
1.
Terjadi penurunan suhu wadah penyimpanan yang
segera diikuti dengan penurunan suhu tubuh ikan. Proses pembekuan pada tubuh
ikan baru akan terjadi setelah suhu tubuh ikan mencapai 0°C dengan ditandai
terbentuknya kristal-kristal es.
2.
Penurunan suhu lebih lanjut akan meningkatkan
pembekuan cairan tubuh. Biasanya akan berhenti pada suhu -12°C (kisaran suhu
ini disebut daerah kritis atau critical zone). Untuk menurunkan suhu ikan dari
0 sampai -12°C diperlukan waktu yang cukup lama, karena selain panas yang harus
dilepaskan, kristel es yang terbentuk pada permukaan tubuh ikan juga akan
menghambat proses pembekuan dalam tubuh ikan. Waktu yang diperlukan untuk
mengubah suhu tubuh dari 0 sampai-12°C disebut periode pembekuan (thermal
arrest period) yaitu waktu yang diperlukan untuk melewati daerah kritis.
3.
Pada fase sebelumnya banyak cairan dalam tubuh
ikan yang sudah membeku maka pada fase ini proses pembekuan akan berlangsung
lambat. Meskipun suhu terus diturunkan hingga mencapai -30°C
Langganan:
Postingan (Atom)