TUGAS
“TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL LAUT
OLEH
:
CHENDRYANA R HULISELAN
136 9115 007
MINAT: PERIKANAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2016
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia (https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi).
Tak dapat dimungkiri jika kemajuan teknologi masa kini berkembang sangat pesat.
Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah dibuat di
dunia ini. Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan
dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional. Begitu pula
teknologi diperlukan dalam proses pengolahan hasil laut. Setiap tahap-tahap
menggunakan teknik-teknik khusus yang diperbarui zaman, dengan tujuan
menghasilkan produk akhir yang lebih baik. Kemajuan teknologi dinilai juga dari
bagaimana suatu produk hasil produksi terutama produk hasil laut diproduksi
tanpa membawa dampak buruk, semisal meninggalkan limbah yang merugikan. Disini
diterapkan teknologi untuk kembali mengolah limbah menjadi sesuatu yang
menguntungkan.
Salah satu limbah yang dapat
dimanfaatkan kembali (setelah diolah) menjadi sebuah produk non-pangan yang
menguntungkan adalah residu rumput laut sisa pembuatan karagenan, disebut juga
residu karagenan. Karagenan sendiri merupakan produk perikanan yang dihasilkan
dari rumput laut, yang berfungsi sebagai pengental, pembuat gel, penstabil, dan
lain-lain, tetapi tidak memiliki nutrisi. Malah residunya yang memiliki nutrisi
dibandingkan karagenannya sendiri. Hal ini dibuktikan pada jurnal penelitian “Pemanfaatan
Pasta Limbah Karagenan dari Rumput Laut Euchema
sp. Sebagai Pupuk pada Tanah Terdegradasi”. Awal mula penulis melakukan
penelitian diawali dengan pengamatan pada tumpukan rumput laut di sekitar
industri yang memanfaatkan sumber daya nabati laut tersebut. Tumpukan limbah
rumput laut yang telah melapuk itu biasanya tumbuh gulma atau beraneka ragam
tanaman. Sehingga limbah padat (ampas) tersebut diduga mengandung unsur hara
makro dan mikro yang cukup lengkap. Limbah karagenan yang kaya unsur hara makro
dan mikro tersebut diduga berpotensi sebagai pupuk yang dapat membantu proses
pertumbuhan.
Jadi
kemajuan teknologi bukan hanya dilihat dari bagaimana produk melalui
teknik-teknik pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan produk yang baik
saja, tetapi bagaimana meminimalisisr limbah hasil produksi dengan diolah
menjadi suatu produk lain yang menguntungkan. Salah satunya produk pupuk pasta
limbah karagenan yang akan dibahas teknik-teknik pengolahannya lebih lanjut
pada paper ini.
B.
TUJUAN
Tujuan
penulisan ini adalah untuk menjelaskan masing tahapan-tahapan pengolahan suatu
produk perikanan dalam hal ini khususnya limbah karagenan menjadi pupuk, dan
menjelaskan fungsi dan teknologi dari masing-masing tahapan pengolahan.
C.
MANFAAT
Penulisan
ini diharapkan memberikan manfaat sebagai sumber informasi kepada penulis,
mahasiswa, dan semua orang tentang tahapan-tahapan pengolahan limbah karagenan
dari yang tidak bergunan menjadi pupuk (sesuatu yang berguna lagi).
BAB II.
PEMBAHASAN
Jurnal
yang ditinjau dengan judul “Pemanfaatan
Pasta Limbah Karagenan dari Rumput Laut Euchema
sp. Sebagai Pupuk pada Tanah Terdegradasi” (Jurnal Pengolahan Hasil
Perikanan Indonesia, tahun 2012). Dengan penulis antara lain: Basuki Wasis,
Pipih Suptijah, dan Putri Septembriani.
Tujun
penelitian pada jurnal ini adalah:
-
Memanfaatkan limbah karagenan sebagai
pupuk pasta organik;
-
Membuat pupuk pasta;
-
Menganalisis pengaruh penggunaan pupuk
pasta limbah karagenan dalam meningkatkan pertumbuhan semai jabon pada tanah
terdegradasi.
Berdasarkan
jurnal pengolahan hasil perikanan ini, terdapat 2 tahapan penelitian, yaitu
penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
A. Penelitian
Pendahuluan
1. Pembuatan
Karagenan
Adapun
prosedur pembuatan karagenan dimodifikasi dari penelitian Suryaningrum (2003),
yaitu sebagai berikut:
Ø Mencuci
rumput laut Euchema sp. dengan air.
Tujuan utama mencuci
rumput laut dengan air adalah untuk menghilangkan kotoran dan benda-benda yang
menempel pada rumput laut. Selain itu perendaman dalam air dapat juga membantu
melembutkan talus rumput laut, sehingga mempermudah proses ektraksi nanti.
Ø Perendaman
menggunakan NaOH 0,1% selama 24 jam
Tujuan perendaman dalam
larutan NaOH agar membuat rumput laut menjadi lebih lunak sehingga meudahkan
proses ekstraksi. Perendaman dalam larutan NaOH membantu mempercepat pemecahan
dinding sel rumput laut. Selain itu perendaman dalam larutan NaOH dapat
membantu meningkatkan kekuatan gel (Distantina dkk, 2008).
Ø Pencucian
dengan air
Pencucian dengan air
kembali ini bertujuan untuk menghilangkan residu NaOH serta menetralkan pH .
Ø Diekstraksi
menggunakan air (1:10) selama 2-4 jam pada suhu 95-100˚C
Ekstraksi menggunakan
air berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa rendeman yang dihasilkan
berada diantara ekstraksi menggunakan asam dan ekstraksi menggunakan basa
(Metusalach dkk, 2014; Mappiratu, 2009; Distantina dkk, 2012);. Tetapi
berdasrakan beberapa penelitian rendemen terbaik dihasilkan jika perbandingan
antara rumput laut dan air 1 gr : 40-50 ml air.
Ekstrasi sendiri merupakan
proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap 2 cairan
tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan pelarut organik lainnya. Jadi
Ektraksi bertujuan untuk mengeluarkan gel yang terkandung dalam rumput laut.
Ekstraksi terbaik berlangsung selama 2-4 jam, sebab proses ekstraksi lebih dari
2 jam tidak menghasilkan pertambahan rendemen karagenan yang signifikan
(Mappiratu, 2009; Hudha dkk, 2012; Prasetyowati dkk, 2008). Suhu ekstraksi
95-100˚C merupakan suhu yang tepat untuk proses ekstraksi karagenan (Hudha dkk,
2012). Euchema sp. ada yang termasuk
kappa dan iota karagenan yang larut dalam air panas. Kappa karagenan sendiri
akan terputus pada larutan asam, asalkan sudah terbentuk gel setelah itu baru
diasamkan tidak mengalami pemutusan (Kusumah, 2012).
Ø Penyaringan
dengan kain blacu
Penyaringan ini
bertujuan memiahkan filtrat dengan residu. Filtrat ini yang kemudian diendapkan
dengan bantuan senyawa alcohol sehinggan menghasilkan karagenan. Sedangkan
residu inilah yang disebut Limbah Karagenan
dan akan dimanfaatkan kembali sebagai pupuk pasta
Ø Residu
disimpan selama 1 hari dalam lemari pendingin
2. Formulasi
Pupuk Pasta
Residu
hasil pembuatan karagenan dijadikan bahan baku dalam formulasi pupuk pasta.
Tahapan pembuatan pupuk pasta sebagai berikut:
Ø Limbah
karagenan
Ø Ditimbang
sebanyak 1 kg
Banyaknya limbah yang
digunakan diesuaikan dengan kebutuhan yang akan dipakai.
Ø Pengovenan
pada suhu 70-80˚C dibarengi dengan pengadukan setiap 30 menit selama 12 jam
Seperti pada proses
pembuatan pupuk (kompos, dll), pemanasan hinggan pada suhu 70-80˚C bertujuan
untuk membentuk limbah karagenan menjadi pupuk. Pada suhu ini bakteri
thermofilik (bakteri yang tahan suhu tinggi) mengurai bahan-bahan organik aktif
pada limbah karagenan dengan banuan oksigen menjadi CO2, uap air dan
panas (https://id.wikipedia.org/wiki/Kompos).
Pengadukan setiap 30 menit selama 12 jam agar proses penguraian berjalan
merata.
Ø Pupuk
kompos dicampurkan dengan limbah karagenan
Formulasi pupuk kompos
dan limbah karagenan ditentukan menurut peneliti
Ø Dibungkus
dalam alumunium foil
Bertujuan mencegah
perubakan akibat pengaruh ekstrinsik
Ø Disimpan
selama 1 hari didalam lemari pendingin
Sebelum diaplikasikan
sebaiknya didinginkan karena telah melalui proses pemanasan. Sebab pupuk yang
baik digunakan adalah pupuk dingin
B. Penelitian
Utama
Penelitian utama yaitu
mencari formulasi pupuk pasta limbah karagenan terbaik yang diaplikasikan pada
semai jabon.
Tahapan penelitian
utama sebagai berikut:
Ø Penyiapan
media tanam
Formulasi pupuk pasta
dicampurkan dengan tanah terdegradasi
dan dimasukkan kedalam polybag. Kemudian didiamkan selama 1 minggu ddan
ditanami benih
Ø Penyapihan
semai jabon
Semai jabon dilepas dari
plastic media tanam, dan ditanam ke lahan
Ø Pemeliharaan
dan pengamatan semai jabon
Pemeliharaan dilakukan dengan
menyiramnya setiap pagi dan sore hari di rumah kaca. Dan pengamatan dilakukan
setiap satu minggu satu kali.
Dan
kesimpulan dari jurnal hasil penelitian ini mengatakan bahwa limbah karagenan
merupakan residu pengolaha karagenan yang mengandung unsur hara makro dan mikro
yang cukup lengkap sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Penggunaan pupuk
pasta limbah karagenan dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif semai jabon.
Formulasi pupuk limbah karagenan 85% dan pupuk kompos 15% pada lahan
terdegradasi merupakan komposisi terbaik meningkatkan pertumbuhan tanaman
jabon.
DAFTAR PUSTAKA
Distantina Sperisa, Rachmawati Anggraeni Devinta, Eka Fitri
Lidya. 2008. Pengaruh Konsentrasi dan
Jenis Larutan Perendaman terhadap Kecepatan Ekstraksi dan Sifat Gel Agar-agar dari Rumput
Laut Gracilaria verrucosa . Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 2, No.
1, 2008 , Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret . Surakarta
Distantina
Sperisa, Rochmadi, Wiratni, Fahrurrozi Moh. 2012. Mekanisme Proses Tahap
Ekstraksi Karagenan dari Eucheuma Cottonii Menggunakan Pelarut Alkali “The Mechanism Of Carrageenan Extraction From Eucheuma Cottonii Using Alkaline
Solvent”.
AGRITECH,
Vol. 32, No. 4, NOVEMBER 2012
Hudha Mohammad
Istnaeny, Sepdwiyanti Risa, Sari Suci Dian. Ekstraksi Karaginan dari Rumput
Laut (Eucheuma Spinosum) dengan Variasi Suhu Pelarut dan Waktu Operasi. Berkala Ilmiah Teknik
Kimia Vol 1, N0 1, April 2012. Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang. Malang.
Kusumah Slamet Hadi. 2011.
Makalah Karagenan. Pendidikan Teknologi Agroindustri Fakultas
Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung. Diakses dari https://ptagrinet.wordpress.com/2012/08/15/karagenan/.
Mappiratu. 2009. Kajian Teknologi Pengolahan Karaginan dari
Rumput Laut Eucheuma Cottonii Skala
Rumah Tangga. Media Litbang Sulteng 2 (1) : 01 – 06, Oktober 2009.
Metusalach, Fahrul, Zainuddin. E,
Kasmiati. 2014. Efektivitas Berbagai
Pelarut dan Presipitan dalam Pengolahan Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii dan
Karakteristik Karaginan yang Dihasilkan. Abstrak Penelitian Berbasis Kompetisi
Internal, Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan
Universitas Hasanuddin.Makassar
Prasetyowati,
Jasmine Corrine A., Agustiawan Devy. 2008. Pembuatan Tepung Karaginan dari Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Berdasarkan
Perbedaan Metode Pengendapan. Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008. Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.