Rabu, 23 Oktober 2013

JALUR HEKSOSA MONOFOSFAT


MAKALAH TEKNOLOGI FERMENTASI
“JALUR HEKSOSAMONOFOSFAT”


OLEH :

M. JAFAN                                         2009-67-021
VANIA OCTORA KAIHATU          2009-67-014
CHENDRYANA R HULISELAN     2010-67-003
NAOMI OHOIMUAR                    2010-67-002
SEMUEL LAISINA                           2010-67-034
ERICH SORUDAY                            2010-67-023
DANIEL FATUBUN                         2010-67-014
                        ABRAHAM MAAHURY                2010-67-032

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2012





BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Jalur metabolik yang utama untuk penggunaan glukosa adalah glikolisis dan lintasan pentosa fosfat. Lintasan pentosa fosfat atau heksosa monofosfat shunt merupakan jalur alternatif untuk metabolisme glukosa. Lintasan pentosa fosfat lebih kompleks dari pada glikolisis. Lintasan ini tidak menghasilkan ATP.
Glukosa, fruktosa, dan galaktosa sear kuentitatif merupakan heksosa terpenting yang diserap dari traktus gastrointestinal. Ketiga unsur ini berasal dari masing-masing pati, sukrosa, dan laktosa yang terdapat di dalam makanan. Untuk konversi fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa telah dibentuk lintasan yang khusus terutama di hati.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah  untuk mempelajari jalur heksosamonofosfat dalam tahapan glikolisis.



BAB II
PEMBAHASAN


Biasa HMP-Shunt disebut juga jalur pentosa fosfat / heksosa monofosfat. Jalur ini menghasilkan NADPH dan ribosa di luar mitokondria. NADPH diperlukan untuk biosintesis; asam lemak,kolesterol, dan steroid lain. Ribosa untuk biosintesis asam nukleat.
Kepentingan lain HMP-shunt berlangsung dalam jaringan; hepar, lemak, korteks adrenal, tiroid,eritrosit, kelenjar mammae sedang laktasi. NADPH juga penting dalam; detoksifikasi obat oleh monooksigenase, reduksiglutation.
Lintasan pentosa fosfat merupakan jalur alternatif untuk metabolisme glukosa. Lintasan ini tidak menghasilkan ATP, tetapi mempunyai dua fungsi utama, yaitu :
·         Produksi NADPH untuk sintesis reduktif seperti biosintesis asam lemak serta steroid. Kegunaan NADPH untuk sel adalah untuk :
·         Mencegah stress oksidatif dengan mengubah H2O2 menjadi H2O dan jika tidak terdapat NADPH , H2O2 akan di ubah menjadi radikal bebas hidroksin yang akan menyerang sel.
Pada sel darah merah , kegunaan pertama dari NADPH adalah untuk mereduksi bentuk disulfide dari glutathione menjadi bentuk sulfhydryl, reduksi glutathione ini adalah untuk mempertahankan struktur normal dari sel darah merah dan untuk menjaga bentuk hemoglobin dalam bentuk Fe2+.
NADPH pada hati dan payudara digunakan untuk biosintesis asam lemak.
Reaksi Pada Lintasan Pentosa Fosfat Terjadi Dalam Sitosol
Enzim pada lintasan pentosa fosfat sepeti pada glikolisis ditemukan di dalam sitosol. Seperti pada glikolisis, oksidasi dicapai lewat reaksi dehidrogenasi , tetapi dalam hal lintasan pentosa fosfat , sebagai akseptor hidrogen digunakan NADP+ dan bukan NAD+. Tidak ada ATP yang digunakan ataupun diproduksi pada jalur ini.
HMP-shunt terdiri dari fase: (1). Oksidatif (irreversible); glukosa 6-fosfat ---> ribulosa 5-fosfat (2). Non-oksidatif (reversible); ribulosa 5-fosfat ---> ribosa 5-fosfat
Terdapat 2 fase pada penthosa fosfat :
·         Fase oksidatif yang menghasilkan NADPH
Pada fase yang pertama , glukosa 6-phosphate menjalani proses dehidroginase dan dekarboksilase untuk memberikan sebuah senyawa pentosa, yaitu ribosa 5-phosphate.
·         Fase nonoksidatif yang menghasilkan prekursor ribosa
Pada fase yang kedua, ribulosa 5-fosfat dikonversi kembali menjadi glukosa 6-fosfat oleh serangkaian reaksi yang terutama melibatkan dua enzim yaitu : transketolase dan transaldolase.
Fase Oksidatif Menghasilkan NADPH
Reaksi dehidrogenasi glukosa 6-fosfat menjadi 6-fosfoglukonat terjadi lewat pembentukan 6-fosfoglukonolakton yang dikatalisis oleh enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung NADP. Hidrolisis 6-fosfoglukonolakton dilaksanakan oleh enzim glukonolakton hidrolase.
Tahap oksidasi yang kedua dikatalisis oleh enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase, yang juga memerlukan NADP+ sebagai akseptor hidrogen. Dekarboksilase kemudian terjadi dengan pembentukan senyawa ketopentosa , yaitu ribulosa 5-fosfat. Reaksi mungkin berlangsung dalam dua tahap melalui intermediate 3-keto-6-fosfoglukonat.
Reaktan

Produk

Enzim

Keterangan

Glukosa 6- phosphate + NADP+

6- phosphoglukono- δ-lakton + NADPH

Glukosa 6-phosphate dehydrogenase

Dehidrogenase, dimana terjadi pembuangan H+ dan kemudian direaksikan dengan NADP+ membentuk NADPH

6-phosphoglukono - δ-lactone + H2O

6-phosphoglukonat+ H+

6-phosphoglukolactonase

Hidrolisis

6-phosphoglukonat + NADP+

Ribulosa 5-phosphate + NADPH + CO2

6-phosphoglukonat dehidrogenase

Dekarboksilase oksidatif. NADP+ sebagai akseptor electron, membentuk molekul NADPH yang lain serta CO2 dan ribulosa 5-phosphate

Ribulosa 5 - phosphate

Ribulosa 5-phosphate

Phosphopentosa isomerase

isomerasi


Secara singkat, reaksi pada proses ini adalah :
Glukosa 6-phosphat + 2 NADP+ +H2O → ribulosa 5-phosphate + 2NADPH + 2H + + CO2

Fase Nonoksidatif Menghasilkan Prekursor
Ribulosa 5-fosfat kini berfungsi sebagai substrat bagi dua ennzim yang berbeda. Ribulosa 5-fosfat 3-epimerase mengubah konfigurasi disekitar karbon 3 dari ribulosa 5 fosfat, dengan membentuk epimer xilulosa 5-pospat, yaitu senyawa ketopentosa lainnya. Ribosa 5-fosfat ketoisomerase mengubah ribulosa 5-fosfat menjadi senyawa aldopentosa yang bersesuaian, yaitu ribosa 5-fosfat yang merupakan precursor bagi residu ribosa yang diperlukan dalam sintesis nukleotida dan asam nukleat.
Transketolase memindahkan unit dua-karbon yang terdiri atas karbon 1 dan 2 dari sebuah ketosa kepada atom karbon aldehid pada gula aldosa. Karena itu, enzim ini mempengaruhi konversi gula pentosa menjadi aldosa dengan berkurangnya dua karbon, dan sekaligus mengonversi gula aldosa menjadi ketosa dengan bertambahnya dua atom karbon. Reaksi tersebut memerlukan vitamin B, yaitu tiamin.
Jadi, enzim transketolase mengatalisis proses pemindahan unit dua karbon dari xilulosa 5 fosfat kepada ribulosa 5 fosfat , yang menghasilkan ketosa sedoheptulosa 7-fosfat tujuh karbon dan aldosa gliseraldehid 3-fosfat . kedua produk ini kemudian memasuki reaksi lainnya yang dikenal sebagai reaksi transaldolasi. Enzim transaldolasi memungkinkan pemindahan moietas dihidroksiaseton tiga - karbon (karbon 1-3), dari ketosa sedoheptulosa 7-fosfat kepada aldosa gliseraldehid 3-fosfat untuk membentuk ketosa fruktosa 6-fosfat dan aldosa eritrosa 4-fosfat empat karbon.
Kemudian berlangsung reaksi selanjutnya yang sekali lagi melibatkan enzim transketolase , dengan xilulosa 5-fosfat berfungsi sebagai donor glikoaldehid. Pada keadaan ini, eritrosa 4-fosfat yang terbentuk di atas bertindak sebagai akseptor , dan hasil reaksinya adalah fruktosa 6-fosfat serta gliseraldehid 3-fosfat.
Reaktan

Produk

Enzim

Ribulosa 5-phosphate

Ribosa 5-phosphate

Isomerase phosphopentosa

Ribosa 5-phosphate

Xilulosa 5-phosphate

Epimerase phosphopentosa

Xilulosa 5-phosphate + ribosa 5-phosphate

Gliseraldehid 3-phosphate + sedoheptulosa 7-phosphate

Transketolase

Sedoheptulosa 7-phosphate + gliseraldehid 3-phosphate

Eritrosa 4- phosphate + fruktosa 6-phosphate
transaldolase

Xilulosa 5-phosphate + eritrosit 4-phosphate

Gliseraldehid 3-phosphate + fruktosa 6-phosphate

transketolase


Aspek Klinis
Gangguan pada Lintasan Pentosa Fosfat menimbulkan Hemolisis Eritrosit. Mutasi yang terjadi pada beberapa populasi menyebabkan defisiensi enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase dengan konsekuensi gangguan pembentukan NADPH. Gangguan ini bermanifestasi dalam bentuk hemolisis sel darah merah jika penderita yang rentan menggunakan preparat oksidan, seperti obat antimalaria primaquin, aspirin atau sulfonamid, atau memakan fava beans.
Glutathione peroksidase merupakan antioksidan alami yang ditemukan di banyak jaringan yang bergantung pada pasokan NADPH. Enzim ini akan menyerang peroksida organik di samping H2O2. Bersama dengan vitamin E, enzim glutathione peroksidase menjadi bagian pertahanan tubuh untuk melawan peroksidasi lipid. Kaitan antara insiden beberapa penyakit kanker dan rendahnya kadar selenium darah serta aktivitas glutathione peroksidase telah dilaporkan.
Pengukuran aktivitas enzim transketolase di dalam darah dapat digunakan untuk memperkirakan derajat defisiensi tiamin. Aktivitas enzim ini meningkat hanya pada keadaan anemia pernisiosa.


BAB III
KESIMPULAN


Kesimpulan yang dapat di ambil dari pembahasan tentang HMP Shunt (Pentosa Phosphate Pathway) di atas adalah :
ü  Lintasan pentosa fosfat merupakan jalur alternatif untuk metabolisme glukosa.
ü  Enzim pada lintasan pentosa fosfat ditemukan di dalam sitosol.
ü  Rangkaian reaksi pada lintasan ini dapat dibedakan menjadi dua fase , yaitu : oksidatif nonreversible dan nonoksidatif reversible.
ü  Lintasan ini mempunyai dua fungsi utama , yaitu : produksi NADPH untuk sintesis reduktif seperti biosintesis asam lemak serta steroid dan produksi residu ribosa untuk biosintesis nukleotida serta asam nukleat.
ü  Lintasan Pentosa Fosfat tidak menghasilkan ATP.
ü  Fase oksidatif menghasilkan NADPH dan fase nonoksidatif menghasilkan prekursor.



DAFTAR PUSTAKA

http://dc123.4shared.com/img/9ghltJMZ/preview.html
http://susanblogs18.blogspot.com/2012/06/makalah-biokimia-hexose-monophosphate.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar