NAMA TUMBUHAN
|
KHASIAT UNTUK PENGAWET
|
REFERENSI
|
BLIMBING WULUH (Averhoa bilimbi)
|
Tanaman belimbing wuluh, baik pada batang, buah dan daun, berdasarkan
hasil pengujian secara in vitro pada bakteri Escherichia coli (E. coli),
Staphylococcus aureus (S. aureus), Micrococcus luteus (M. luteus) dan
Pseudomonas fluorescens (P. fluorescens) menunjukkan potensi yang aktif
sebagai antibakteri. Senyawa aktif yang diduga yang terdapat pada tanaman
belimbing wuluh yang bersifat sebagai antibakteri antara lain, senyawa-senyawa
metabolit skunder tannin, flavonoid, alkaloid, tannin, terpenoid, saponin.
Tanaman belimbing wuluh ini baik daun, buah bahkan batangnya mempunyai
manfaat dan khasia, batang belimbing wuluh (Faradisa, 2008) dan buah
belimbing wuluh (Latifah, 2008), daun belimbing wuluh (Ummah, 2010 dan
Mukhlisoh, 2010) secara laboratories mempunyai potensi sebagai antimikroba.
|
Mazidah Riftin, Rochmah Ni’matur, dan Muhimmah
Izzatul. 2012. Terkait Tanaman Fungsi Pewarna dan Pengawet. Tugas III Jurusan
Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim; Malang. dalam http://dynilara.wordpress.com/2012/06/28/tanaman-yang-berfungsi-sebagai-pewarna-dan-pengawet-makanan/
|
MENGKUDU (Morinda
citrifolia L.)
|
Pemakaian formalin pada makanan sangat tidak dianjurkan karena formalin
mengandung zat formaldehid bersifat racun, iritasi lambung, alergi, bersifat
karsinogenik dan bersifat mutagen, sehingga perlu usaha untuk menemukan bahan
pengawet dari bahan yang alami. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa
buah mengkudu mengandung senyawa antimikroba, sehingga berpeluang
dimanfaatkan sebagai pengawet alami. Ekstrak buah mengkudu sebagai pengawet
alami daging dan ikan segar. Bahwa uji in vitro menunjukkan ekstrak etanol
buah mengkudu mempunyai konsentrasi hambatan minimal sebesar 40%, sedangkan
uji in vivo menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak optimal tercapai pada
konsentrasi 70% (Harborne, 1996: 77).
|
Mazidah Riftin, Rochmah Ni’matur, dan Muhimmah
Izzatul. 2012. Terkait Tanaman Fungsi Pewarna dan Pengawet. Tugas III Jurusan
Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim; Malang. dalam http://dynilara.wordpress.com/2012/06/28/tanaman-yang-berfungsi-sebagai-pewarna-dan-pengawet-makanan/
|
LIDAH
BUAYA ( Aloe vera L.)
|
Potensi lidah buaya yang mengandung enzim oksidase sebagai antioksidan
merupakan hal yang dapat dikembangkan. Hal ini menyiratkan bahwa tanaman
lidah buaya berpotensi sebagai bahan pengawet alami terhadap bahan pangan
sehingga dapat meningkatkan daya simpan bahan pangan tersebut.Pengawetan
sendiri bertujuan untuk menghambat terjadinya pembusukan bahan pangan dan
menjamin kualitas awal bahan pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Salah
satu peranan bahan pengawet adalah sebagai antioksidan. Sebagai antioksidan, zat-zat
pengawet akan menekan reaksi yang terjadi pada saat pangan berkontak dengan
oksigen, sinar panas dan beberapa logam sehingga dapat mencegah
terjadinya kebusukan dan munculnya noda-noda hitam pada produk pangan.
Buah-buahan memiliki manfaat gizi yang sangat baik bagi tubuh, namun
banyak buah memiliki daya simpan yang cukup singkat sehingga menyebabkan buah
tersebut cepat membusuk. Pengawetan terhadap buah-buahan sangat sering
dilakukan oleh masyarakat. Namun, pengawetan dengan menggunakan bahan alami
untuk menghindari efek dari bahan kimia pengawet, masih sangat jarang
dilakukan oleh masyarakat luas. Peningkatan daya simpan dari buah-buahan
melalui pengawet alami dapat dikembangkan. Pengawetan dengan bahan alami
menggunakan gel lidah buaya dapat dijadikan perhatian oleh masyarakat luas
mengingat adanya enzim oksidase sebagai sifat antioksidan dalam gel lidah
buaya. Gel lidah buaya (Aloe vera) dikenal mempunyai efek untuk mengobati
kulit yang terbakar dan mengalami iritasi (Furnawanthi, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian para ahli, tanaman lidah buaya kaya akan
kandungan zat-zat seperti: asam amino, mineral, vitamin, enzim, dan beberapa
zat lain sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Selain itu, menurut Wahyono
E dan Kusnandar (2002), lidah buaya juga berkhasiat sebagai anti jamur, anti
bakteri, anti inflamasi, dan dapat membantu proses regenerasi sel. Di samping
menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan
darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta
dapat digunakan sebagai nutrisi bagi penderita HIV/AIDS.
|
Ø Mazidah Riftin, Rochmah
Ni’matur, dan Muhimmah Izzatul. 2012. Terkait Tanaman Fungsi Pewarna dan
Pengawet. Tugas III Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim; Malang. dalam http://dynilara.wordpress.com/2012/06/28/tanaman-yang-berfungsi-sebagai-pewarna-dan-pengawet-makanan/
|
DAUN
KECOMBRANG
|
PENGAWET ALAMI EKSTRAK DAUN KECOMBRANG SEBAGAI PENGGANTI FORMALIN PADA MAKANAN KONVENSIONAL |
|
KARAGENAN
|
Keragenan adalah bahan alami pembentuk gel yang dapat digunakan untuk mengenyalkan bakso dan mie basah sebagai bahan alternatif yang aman pengganti borax. Karagenan dihasilkan dari rumput laut Euchema sp yang telah dibudidayakan di berbagai perairan Indonesia. Dijelaskannya bahwa setiap 1 kilogram bakso membutuhkan 0,5 - 1,5 gram karagenan untuk mengenyalkannya. Di pasaran 0,5 - 1,5 gram karagenan dijual dengan harga Rp750 sampai Rp900. Karagenan dalam industri sering dijadikan bahan campuran kosmetik, obat-obatan, es krim, susu, kue, roti dan berbagai produk makanan |
|
BUAH
PICUNG
|
Pohon picung atau kluwak (jawa) banyak tersebar di
seluruh nusantara. Selain sebagai bumbu masak dapur, biji buah picung juga
bisa dimanfaatkan sebagai pengawet alami ikan segar. Kombinasi 2 % biji buah
picung dan 2% garam dari total berat ikan telah mampu mengawetkan ikan
kembung segar selama 6 hari tanpa merubah mutu.
Normalnya, ikan kembung segar yang disimpan di suhu kamar tanpa penambahan picung atau es hanya bisa bertahan 6 jam. Lebih dari itu, ikan tersebut akan busuk dan rusak. Hasil penelitian R.A Hangesti Emi Widyasari, mahasiswa S2 Program Studi Teknologi Kelautan Sekolah Pasca Sarjana IPB ini merupakan terobosan dalam mengatasi kesulitan pemerolehan dan menekan harga es batu. Disamping menghindari penggunaan larutan formalin yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Seorang nelayan untuk mempertahankan mutu ikan hasil tangkapannya membutuhkan es batu minimal 1 :1 berat ikan segar. Bila ikan yang ditangkap 50 kg, maka nelayan membutuhkan es batu minimal 50 kg pula. Namun dengan memanfaatkan cacahan biji buah picung, nelayan hanya membutuhkan 1 kg cacahan biji buah picung untuk 50 kg ikan segar |
|
GAMBIR
|
Tanaman gambir (Uncariae
Romulus et Uncus) di Indonesia daun dan getahnya digunakan untuk bahan
kelengkapan untuk menyirih. Tanaman yang termasuk keluarga Rubiaceae ini
juga sering digunakan untuk obat luka bakar, sakit kepala, diare, disentri,
sariawan, dan sakit kulit, serta bahan penyamak kulit dan bahan pewarna
tekstil.
Secara alami para produsen
makanan sering menggunakan tanaman yang daunnya berbentuk bujur sangkar
dengan permukaan licin ini untuk pengawet makanan. Pasalnya, dalam daun ini
terdapat sebuah kandungan katekin yang dapat mengawetkan makanan dari
kerusakan akibat mikroorganisme dan degradasi reaksi oksidasi (penyebab
basi).
|
|
BIJI KEPAYANG
|
Pohon tanaman ini memiliki tinggi
hingga 40 m dengan diameter batang 2,5 m. Jika melihat uraian
diatas, maka dapat dikatakan tanaman ini tumbuh tersebar luas hampir di
seluruh Nusantara. Kepayang mulai berbuah di awal musim hujan pada
umur 15 tahun dengan jumlah 300 biji di setiap pohonnya .
Tanaman ini telah lama digunakan sebagai bahan
pengawet ikan. Untuk dapat memanfaatkannya sebagai pengawet, biji dicincang
halus dan dijemur selama 2-3 hari. Hasil cincangan tanaman ini kemudian
dimasukkan ke dalam perut lkan laut yang telah dibersihkan isi perutnya. Cincangan
biji Kepayang memiliki efektivitas sebagai pengawet ikan hingga 6 hari .
Khusus untuk pengangkutan jarak jauh, tanaman ini dicampur garam, dengan
perbandingan 1 bagian garam dan 3 bagian biji Kepayang.
|
|
Sabtu, 19 Oktober 2013
“TUMBUHAN DAN KHASIATNYA UNTUK PENGAWETAN” OLEH CHENDRYANA R HULISELAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar